Pintu gudang terbuka dan keluarlah banteng yang bertampang paling sangar dan berukuran paling besar yang pernah dilihatnya. Pemuda itu memutuskan salah satu dari dua banteng yang lain pasti akan lebih baik dari yang satu ini. Dia pun berlari ke pinggir dan membiarkan banteng itu berlalu melewati padang hingga ke gerbang belakang.
Lalu, pintu gudang terbuka lagi. Tak disangkanya. Selama hidupnya, tak pernah dia melihat seekor binatang sebesar dan segalak ini. Banteng itu berdiri sambil mengais-ngais tanah, melenguh, dan air liurnya menetes, sementara matanya menatap tajam pemuda itu.
Bagaimanapun penampilan banteng berikutnya, pasti jadi pilihan yang lebih baik daripada yang kedua ini. Si pemuda pun berlari ke pagar dan membiarkan banteng kedua itu berlalu melewati padang, dan keluar menuju gerbang belakang.
Pintu kembali terbuka untuk kali ketiga. Seulas senyum muncul di wajah pemuda itu. Kali ini banteng yang muncul berukuran kecil dan paling lemah dan kurus kering yang pernah dilihatnya. Si pemuda yakin sekali inilah banteng untuknya. Ketika banteng itu berlari, si pemuda bersiap-siap hendak melompat di saat yang tepat. Dia pun berhasil menangkapnya...tapi sayangnya banteng itu tak punya ekor!
***
Seperti cerita ilustrasi di atas, kehidupan ini penuh dengan
peluang. Sebagian peluang akan terasa mudah dan ringan dikerjakan, tapi
sebagian lagi akan tampak sulit dan berat. Namun begitu kita melewatkan
peluang-peluang itu (seringkali dengan harapan akan mendapat sesuatu
yang jauh lebih baik), semua peluang itu justru tidak akan pernah muncul
kembali. Maka, berusahalah untuk menangkap peluang yang ada di depan
mata, meski kelihatannya sukar dan berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar